Halaman

Minggu, 26 Desember 2010

Negara harus kelola pluralisme


Negara harus kelola pluralisme

Masalah kepemimpinan yang tidak tegas menjadi salah satu penyebab retaknya toleransi beragama yang dirasakan belakangan ini. Romo Benny Susetyo Pr, Sekretaris Eksekutif Komisi Hak Konferensi Waligereja Indonesia, menggarisbawahi bahwa negara tak lagi bisa menjamin warganya yang beraneka ragam ini duduk bersama.
Hajriyanto Y Thohari, Wakil Ketua MPR, menyatakan, tanpa toleransi dan pluralisme, demokrasi hanya akan menjadi formalitas.
Benny Susetyo yang juga pengurus Setara Institute menyampaikan hasil riset yang menyatakan eskalasi penyerangan terhadap rumah ibadah, khususnya jemaat Kristiani, terus meningkat. Tahun 2008 ada 17 kasus, tahun 2009 ada 18 kasus, sementara pada tahun 2010 hingga bulan Juli tercatat 28 kasus.
Kekecewaan terhadap lembaga negara terutama ditujukan kepada aparat yang cenderung melakukan diskriminasi. Satu kelompok yang merasa lebih berkuasa dan melakukan kekerasan dibiarkan oleh aparat. Menurut Benny, sikap polisi menjadi tidak tegas saat agama dipakai kelompok tertentu sebagai tameng.
Kiki menyoroti euforia reformasi dan globalisasi yang membuat Indonesia menjadi negara yang sangat liberal. Peran negara menjadi berkurang. Sementara globalisasi membawa fundamentalisme berbagai agama masuk ke Indonesia. ”Ini karena lemahnya kepemimpinan dan pudarnya Pancasila,”

0 komentar:

Posting Komentar